www.ernawatililys.com – Berbicara sumber daya manusia unggul maka seperti berdiri di hadapan cermin. Apakah kita termasuk bagian dari SDM Unggul yang ikut serta dalam membangun bangsa dan negara? Pertanyaan ini butuh jawaban jujur dan aksi nyata, apa saja progres yang kita lakukan untuk bumi pertiwi ini.
Saya Ibu Rumah Tangga dan Apa Aksi Saya?
Menyandang gelar sarjana, tak melulu bagi seseorang itu meraih gelar karier yang tinggi. Sepertinya halnya saya yang harus resign dari perusahaan dan mengabdi pada keluarga kecil saya, menjadi seorang ibu rumah tangga. Awalnya rasa bahagia menjadi seorang ibu bercampur aduk dengan sebuah rasa bimbang “Apakah saya akan tenggelam dalam kesibukan domestik rumah tangga?”
Menulis adalah Terapi dan Juga Prestasi
Hobi menulis sejak Sekolah Dasar membawa saya menjadi seorang penulis buku, sebuah hal yang tak pernah saya pikirkan. Waktu mahasiswa saya rajin ikut pelatihan online, seminar, training serta kelas menulis, ternyata ini menjadi tabungan “skill” ketika saya hanya berada di rumah.
Selesai mengurus pekerjaan rumah, dan bermain dengan si kecil, saya mulai berselancar di laptop. Awalnya hanya menulis di blog tentang perjalanan saya menjadi seorang ibu, tentang tumbuh kembang anak, dan mencatat resensi buku yang pernah saya baca.
on air berbagi tips menulis buku |
Kemudian saya mulai menulis buku Kuliah vs Kuli-ah, jejak saya sebagai mahasiswa yang sambil bekerja, membagikan pengalaman saya waktu masih kuliah. Kemudian, berjalannya waktu, anak semakin besar saya mulai menulis buku anak, tentu saja niatnya untuk bahan cerita anak menjelang tidur, tak disangka, seminggu saya tawarkan penerbit naskah langsung diterima berjudul “Wow Keren! Kisah Seru dan Fakta Unik Tentang Burung, berupa cerita fiksi dan perpaduan edukasi anak, dan beberapa buku anak lainnya. Ternyata menulis menjadi terapi jiwa bagi saya, membuat tenang dan bahagia menjalani hidup, hingga kini menjadi jejak karya saya sebanyak 24 buku dan beberapa karya sunting. Selain itu menjadi sebuah prestasi ketika memenangkan beberapa lomba menulis, lomba blog dan lomba resensi buku.
Untuk Keluarga? Suami, Anak, Saudara dan Tetangga?
Virus menulis saya tularkan kepada suami, awalnya sulit jika seorang programmer menuliskan sebuah tulisan buku. Maka saya pun menyarankan latihan di blog, ternyata sampai saat ini blog suami salah satunya www.pccontrol.wordpress.com dan blog lainnya justru berada di posisi pertama halaman google. Sebuah manfaat dari tulisan yang banyak dicari dan pastinya membantu pembaca di dunia maya. Berbagi ilmu bisa dari mana saja.
Untuk buah hati sendiri, sebenarnya tak ada paksaan. Saya biarkan mereka dengan bakat alami mereka. Kebiasaan di rumah yaitu mereka memang terbiasa tidur dengan tumpukan buku, membawa buku bergambar ke manapun mereka pergi. Tak di sangka anak pertama memiliki hobi menggambar dan juga bisa membuat cerita sederhana. Baru kelas satu Sekolah Dasar, anak pertama saya justru sudah punya 3 karya buku. Sebuah hal yang tidak pernah saya bayangkan.
Mengajak anak-anak ke perpustakan, salah satu tempat yang paling sering kami kunjungi |
Tak hanya pada keluarga (suami dan anak), kepada kakak saya, dan keponakan pun saya mengajar mereka untuk belajar tentang literasi, mencintai buku dan semua pun akhirnya menyukai dunia tulis menulis. Tak hanya keluarga juga tetangga, bagi yang hobi baca saya biasanya memberikan buku atau majalah “reward” dari saya menulis di majalah tersebut atau juga buku-buku koleksi di rumah yang sudah saya baca.
Untuk Ibu-Ibu Bangsa
Merasa bahagia di zona nyaman sendiri memang tak bagus juga, jika berpikir lebih luas lagi, bagaimana peran diri bisa bermanfaat untuk sekitarnya atau bahkan lebih luas lagi yaitu untuk perempuan Indonesia. Dengan mendirikan komunitas MomsInstitute, berbagi inspirasi dan ilmu. Bukan hanya pelatihan menulis, tetapi juga ada sharing class dari sesama perempuan Indonesia.
Beberapa kegiatan Moms Institute |
Moms Institute pun membuat event-event menulis bertemakan perjalanan cinta, Keluarga Penulis, Literasi untuk Negeri 1, 2, 3,dan 4. Dengan harapan ini akan lahir kecintaan pada literasi dan bisa membangun peradaban yang lebih baik. Untuk bangsa Indonesia lebih berkembang, karena dengan literasi, sumber daya manusia akan semakin cemerlang, dan juga unggul. Sehingga Indonesia produktif dapat terwujud di semua lini. Produktif diri sendiri, produktif keluarganya, produktif masyarakatnya dan juga produktif bangsanya. Apalagi sekarang profesi penulis sudah memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh negara. Beberapa waktu lalu saya mengikuti sertifikasi penulis nonfiksi dan dinyatakan kompeten. Untuk mengupgrade lagi saya pun mengikuti pelatihan dan ujian asesor dan dinyatakan lulus juga. Jangan takut untuk berkarya dan berprestasi apalagi bisa memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Apapun profesimu tekuni dan jadikan expert di bidangnya.
Yuk kita dukung visi pemerintah yaitu pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan produktif. Mampu mendorong Indonesia lebih produktif juga berdaya saing, serta fleksibilitas dalam menghadapi tantangan global yang dinamis dan penuh risiko. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melansir berita,
“Saat ini jumlah penduduk usia produktif kita begitu besar dan kita harus mempersiapkan mereka agar menjadi SDM yang terampil, siap menjawab tantangan ekonomi digital, bahkan hingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkap Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani di sela-sela perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bidang Industri Kreatif Kadin di Hotel Sultan, Jakarta (7/11/2019).
Menurutnya, Indonesia harus dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi dengan jumlah angkatan kerja usia muda yang tinggi. Saat ini sangat penting untuk mencetak SDM yang memiliki keterampilan di bidang teknologi serta industri kreatif guna menyambut peluang besar di era ekonomi digital.
Mulai perubahan itu dari diri sendiri untuk lebih produktif di passion masing-masing, dan menebarkan ilmu dan inspirasi bagi masyarakat luas. Kita ada karena kerja nyata, kita ada karena karya, dan kita ada untuk Indonesia.
1. Gali potensi diri, apa yang kita bisa jadikan kompeten di bidangnya
1. Gali potensi diri, apa yang kita bisa jadikan kompeten di bidangnya
2. Berbenah dari keluarga, orang terdekat dan masyarakat sekitar
3. Update ilmu pengetahuan dan wawasan, jangan lelah belajar dan terus kembangkan kemampuan.
4. Membuat inovasi dan gerakan positif untuk sekitar dan juga bangsa.
5. Memulai dari langkah kecil
6. Selalu apresiasi setiap proses dan pencapaian yang telah dicapai.
sumber : https://www.kadin.id/en/news-event/news-detail/594/kadin-dorong-sdm-unggul-jadikan-ekonomi-kreatif-sebagai-tulang-punggung |
Tulisan ini diikut sertakan dalam Kadin Blog Competition "SDM Unggul untuk Indonesia Produktif" https://www.kadin.id/ yuk ikut lomba Kadin ini, majukan Indonesia dan Semoga Indonesia makin produktif.
Salam Inspirasi
Wah, keren dan inspiratif sekali tulisannya!
BalasHapusMemang benar bahwa distribusi kita untuk negara, salah satunya adalah menjadi SDM yang unggul agar tercipta Indonesia yang lebih maju.
Semoga saya juga bisa seproduktif dalam berkarya seperti teh Erna :)
Terima kasih, sukses juga ya buat kuliah dan ditunggu buku-bukunya :)
HapusInspiratif, mengalir dan membuat berpikir, apa yang bisa kita berikan untuk bangsa. Jangan menunggu jadi ini jadi itu tanpa memulai, sukses selalu.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan apresiasinya. :)
HapusSetuju banget.
BalasHapusZaman now, era pasar bebas sudah menggilas, mau nggak mau, kita kudu lebih menggali potensi diri, agar kita bisa mengetahui apa yang bisa kita jadikan sesuatu yang lebih berkompeten di bidangnya :)
Benar sekali mba :) , dengan mengenali potensi diri akan memudahkan memetakan masa depan.
HapusBener banget kak, so inspiring banget kak omg keren! Menggali potensi diri emang cara paling mudah buat merancang masa depan hehe
BalasHapusBenar sekali, mengenali diri sendiri dan mengerahkan potensi yang ada untuk menjadi generasi unggul yang bermanfaat untuk negara
HapusKereen bgt sampai 24buku😍emang bener SDM unggul juga berawal dari rumah dan keluarga kok. Jangan lupakan itu. Jadi penyemangat juga nih buat diri sendiri untuk lebih baik plus mendidik anak-anak jadi SDM unggul juga
BalasHapusIya Kak, sebenarnya sudah 26 buku lebih. InsyaAllah akan terus bertambah. Yang penting terus bergerak dan berkarya.
HapusSeorang ibu bisa melakukan sesuatu untuk membangun bangsa bisa dari rumah ya, bahkan justru akan lebih banyak dampaknya, mendidik anak-anak untuk generasi yang lebih maju
BalasHapusAaamiin, terima kasih atas supportnya dan ini pun sangat berarti dalam menciptakan lingkungan yang produktif.
HapusMemang benar kok sister. Kalau mau ada perubahan yang baik, minimal dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Paling dekat dengan seorang ibu, ya anak-anaknya dan suami.
BalasHapusIya :), dimanapun posisi kita selalu lah bahagia dan menebar manfaat
HapusSetuju banget Mba. Semua harus dimulai dari diri sendiri kalau ingin berubah lebih baik
BalasHapusIya mba, kita tidak mungkin menunjuk orang lain tetapi diri sendiri tidak melakukan apa-apa.
HapusMantab mba, aku cita-citanya pengen telurin buku tapi niatnya saja actionnya mandeg banget wkwkwk
BalasHapusAyo mba, konsultasi sama saya naskahnya biar cepat terbit dan bisa aku bantu terbitkan juga :)
HapusIya mba, agar bisa sukses sama-sama dan juga mengubah generasi unggul dalam bidang literasi.
BalasHapus