Ibu rumah tangga memiliki peran penting dalam keluarga. Namun banyak pula yang memandang sebelah mata. Bagi perempuan yang mengabdikan dirinya menjadi ibu rumah tangga harus bertahan antara membangun keluarga, eksistensi diri dan juga godaan pekerjaan di luar rumah. Memilih menjadi Ibu rumah tangga yang bahagia itu yang utama.
“Apa hamil lagi!!!”
“Duh, bukannya masih ASI?”
“Gile, setiap tahun launching mulu.”
Itulah reaksi teman-teman segroup di aplikasi chating online. Jarak jauh menjadi tak terasa ketika ada aplikasi chating ini. Sangat membantu sekali setidaknya dalam berbagi kabar dan info, mulai dari para gadis produktif dan para mamah muda yang membicarakan kesibukannya masing-masing. Dari penantian jodoh sampai harga sembako menjadi bahasan sehari-hari yang menarik.
Mereka adalah teman-teman di masa remaja, sekarang sudah banyak yang beranjak jadi emak-emak pula. Mereka yang hadir menemani ketika masih remaja, baru menikah hingga sekarang menjadi ibu rumah tangga.
"Nggak bosen di rumah mulu?"
"Nggak kangen kerja lagi?"
"Nggak kangen kerja lagi?"
Senyum mengembang tanda jawaban mendamaikan suasana. Memang yang bertanya teman kuliah yang belum menikah. Sudah mengetahui sejak lulus sarjana, saya tak pernah memakai ijazah untuk bekerja di kantor seperti mereka. Tawaran pekerjaan banyak berdatangan dari kakak kelas, teman se kost, namun masih bertahan menjadi ibu rumah tangga membuat mereka selalu heran.
Sebenarnya, saya sebagai ibu rumah tangga pun memang bukan tanpa alasan, selain memang pilihan ini juga sangat kuat atas permintaan suami. Tetapi suami tetap mengizinkan jika ingin bekerja dari rumah tanpa harus meninggalkan anak-anak dan mendukung juga untuk berkarya dari rumah. Pada tahun 2016 menjadi tahun terproduktif saya, buku terbit dua buah yaitu buku non fiksi remaja dan buku dongeng anak-anak, beberapa kali menjuarai lomba blog, dan juga menerima jasa pesanan naskah. Serta mengandung anak ketiga (inilah yang jadi sorotan teman-teman karena jarak kehamilan dengan anak-anak saya terbilang dekat)
“Memang gak repot apa?”
“Anak tiga, kalau masak gimana?”
“Rumah berantakan terus donk?”
Seperti yang teman-teman saya ketahui, saya adalah mamah muda yang memiliki dua balita aktif (5 tahun dan 2 tahun), alhamdulillah tambahan bayi di tahun 2017 yang saat ini baru berusia 2 bulan. Saya juga mamah muda yang mengerjakan semua urusan domestic rumah tangga sendiri, dari mulai mencuci pakaian, mengepel, nyapu lantai, masak, cabut rumput halaman, nyapu jalanan depan rumah, angkat dan lipet jemuran, bersihin kamar mandi. Belum lagi jadwal mandiin anak, nyuapin mereka makan, menemani si kakak belajar, mengantar dan menunggu di sekolah PAUD si Kakak sambil mengasuh adiknya juga.
“Duh, emang gak cape apa?”
“Kapan waktu buat nulis buku, ngeblog, dan nulis”
Tanya beberapa teman-teman dekat yang tahu jadwal seharian saya ini. Ada juga yang tidak percaya bahwa saya ini mengurusi semua hal tersebut.
“Pasti punya asisten rumah tangga dan baby sitter, Cuma gak bilang-bilang aja. Biar dibilang hebat ya.” Celetukan lagi dari teman yang gak percaya.
Saya sih tipenya bukan orang yang suka minta disanjung atau gila pujian. Kenyataannya saja semua memang saya handle sendirian tanpa asisten rumah tangga apalagi baby sitter. Kalau ditanya remuk apa nggaknya badan ini, ya jawaban standar manusia biasalah, capek, remuk redam pastinya (hahahaha). :P
Namun, semua kelelahan mengurus domestic rumah dan mengasuh anak hanyalah masalah waktu. Nanti ketika mereka besarpun semua akan tertata rapi di tempatnya. Suasana penuh teriakan dan tangisan pun lenyap dan akhirnya jadilah rumah yang sunyi senyap. Bahkan wajah-wajah mungil yang memelas itu sudah terbang di kehidupannya masing-masing. Jadi tidak perlu teriak-teriak di media sosial, mengumbar kenakalan anak-anak , ketidaktertiban anak-anak apalagi menangisi keadaan rumah yang selalu berantakan.
“Minta ke suami donk, tambahan bantuan asisten atau baby sitter?”
“Minta waktu me-time donk”
“Minta liburan ke luar Negeri donk”
Duh, kalau sudah menikah dan sudah memahami karakter masing-masing pasangan, gak perlulah meminta ini itu, pasti pasangan pun ingin memberikan yang terbaik. Namun, jika kondisi keadaan tetap pada posisi seperti putri kesayangan Rosulullah SAW yaitu Fatimah r.a, maka sejatinya muslimah sudah tahu sikap yang akan dilakukan. Belajar dari Fatimah r.a yang telah menikah dengan Ali Bin Abi Thalib, mereka hidup dengan sangat sederhana sekali. Bahkan kedua tangan Fatimah bengkak akibat seringnya memutar batu penggilingan gandum.
Suatu hari Fatimah mendengar kabar, Ayahandanya Baginda Rosulullah SAW mendapatkan seorang budak. Fatimah datang ke rumah Ayahandanya untuk meminta budak tersebut, namun Rosulullah SAW sedang tidak ada di rumah. Maka Fatimah menyampaikan keinginannya kepada Aisyah, agar pesannya dapat disampaikan kepada Rosulullah SAW.
Setelah Rosulullah SAW tiba di rumah, dan Aisyah menceritakan pesan Fatimah. Rosulullah SAW mendatangi rumah putri tercintanya yang sedang tidur berbaring.
“Maukah kalian kutunjukkan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta?” tanya beliau. “Jika kalian berbaring di atas tempat tidur, ucapkanlah takbir 34 kali, tahmid 33 kali, dan tasbih 33 kali. Itu lebih baik bagi kalian daripada pembantu yang kalian minta,” lanjut nabi (HR. Bukhari dan Muslim).
Nah, sebenarnya sudah ada obat dzikir penangkal lelah yang diajarkan Rosulullah SAW kepada putrinya Fatimah. Kita pun dapat mengamalkannya, jadi tidak perlu iri melihat rumput tetangga yang lebih hijau karena si tetangga banyak pembantunya, banyak baby sitternya, hidup nyaman tentram dan bebas keliling dunia. Saatnya kita fokus menjalani kehidupan masing-masing sambil ikhtiar maksimal dan juga membuat rencana perjalanan yang indah dan abadi menuju Jannah-Nya.
“Tetapi, ingat nggak waktu masih gadis, aku sih nyuci piring aja nggak pernah.”
“Banyak cowok-cowok tajir juga yang menunggu cintaku kala diriku gadis.”
Sudah deh, move on. Sekarang kah sudah bukan masanya dikejar (para cowok) tetapi mengejar anak-anak (hehehe). Rumah tangga adalah rumah kehidupan yang sesungguhnya, dikala jatuh cinta begitu mudahnya dalam lima menit tetapi bangun cinta inilah yang butuh waktu panjang kepada pasangan halal.
Jika fokus dan tidak menengok masa lalu, insyaAllah badai apapun bisa dilewati. Asal awal nikah niat karena Allah SWT.
Pentingnya menjadi ibu rumah tangga yang bahagia :
- Anggota keluarga akan merasa nyaman di rumah. Suami pulang kerja selalu merindukan kedamaian di wajah istrinya, anak-anak merasa diperhatikan ibunya serta mendapat teman belajar dan cerita kepada ibunya sendiri. Karena dari ibulah cinta itu mengalir.
- Lingkungan sekitar menjadi tentram. Banyak ibu rumah tangga yang raga dan jiwa nya menebar kebaikan bagi sesama. Tak hanya melindungi anak sendiri dari bahaya. Tetapi anak-anak sekitar pun mendapat edukasi dari ibu rumah tangga yang peduli.
- Sekolah tak lagi menjadi tempat penitipan anak. Yang harus mencetak anak menjadi generasi berakhlak dan generasi cerdas. Namun, kehadiran ibu rumah tangga yang menjadi madrasah bagi anak-anakya. Pondasi kuat dari rumah akan melahirkan generasi berakhlak dan cerdas.
https://myfitriblog.wordpress.com/ |
- Memuliakan orang tua. Sebenarnya ini tergantung orangtua, saya sendiri termasuk anak yang diminta oleh ibu saya untuk tetap berkarier di kantor seperti dahulu sebelum menikah. Katanya, sayang sudah diposisi nyaman, gaji lumayan dan jabatan pun menggiurkan. Tetapi, suami saya yang menguatkan saya untuk tetap bertahan di rumah. Saya sendiri awalnya bimbang, secara nikah dengan modal cinta, tanpa memiliki investasi tabungan yang banyak dan tidak punya rumah. Tergiur sekali melihat beberapa teman saya yang sudah tinggal di perumahan dan punya mobil di usia pernikahan baru 2 tahun. Anaknya dititipkan di orangtua atau mertua, sedangkan orangtua/mertua tak keberatan. Tetapi semua itu tak berlaku bagi saya, suami tetap meminta saya bertahan di rumah dan merasakan menjadi ibu yang merawat anak-anaknya sendiri. Jadi tahu ketika mandiin anak-anak baju daster sampai basah, anak semua pada wangi. Ibunya malah belum bisa mandi nunggu ayahnya pulang kerja. Jadi tahu, bersihin empup yang semakin anak gede semakin nahan napas (hehehe). Suka duka jadi ibu yang kalau masak, mandi, dan aktivitas lainnya selalu ditemani backsound tangisan anak. Jadi tambah cinta kan sama orangtua. Dulu juga kita begitu juga, jadi ibu menjadi latihan sabar yang panjang.
- Ibu yang bahagia akan membuat isi sosmed juga aman damai. Tidak penuh cacian dan hujatan. Kecuali status cucian yang kehujanan (hehehehe). Berbagi aura positif kepada mamah-mamah muda yang baru memiliki anak. Bukan malah sebaliknya apa saja diributkan. ASI-SUFOR, NORMAL-CESAR, apasaja langsung jadi MOMWAR.
- Perhatian dengan perkembangan anak sampai ia dewasa. Kayak status yang viral, jika hadirnya ibu akan selalu mengingatkan anaknya "popularitas bukanlah jaminan kebahagiaan". Attitude lah yang utama.
- Ibu rumah tangga yang bahagia akan selalu mengupgrade ilmunya, menjadi ibu kreative yang penuh inspiratif.
Jika semua dilakukan dengan ikhlas bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah hal mulia dan indah. InsyaAllah setiap aktivitas adalah ibadah. tulisan ini bukan untuk diributkan, namun untuk saling menguatkan. Yuk mom ceritakan juga indahnya menjadi ibu rumah tangga dan meraih bahagia.
Salam Inspirasi
Salam Inspirasi
Sesibuk apa pun di rumah, pasti ada celah buat nulis. Hehehehe :D
BalasHapusiya, menulis adalah terapi bagi wanita ya mom. menghabiskan energy 2000 kata perhari
HapusBerbahagialah bu, anda berhak. Kadang saya malah pingin di rumah aja hehe
BalasHapusyang penting dimana pun semua ibu berbahagia , iya kan :)
HapusMasyaAllah, tulisan yang sangat bagus. semoga banyak wanita Indonesia yang berpikiran demikian. Bangga dan bahagia menjalani perannya sebagai pendidik generasi.
BalasHapusAmiin, terima kasih Mas sudah membaca artikel ini.
Hapuslelah seorang ibu akan menjadi sesuatu yang sangat luar biasa di akhirat kelak, terus semangat mbak.
BalasHapusTerima kasih mas.
Hapusmengenalkan kasih sayang adalah peran orangtua. Jika salah satu atau keduanya tidak ada, maka akan terjadi hal yang tidak berjalan sesuai perintahNya
BalasHapusSetuju sekali Mas, terima kasih.
HapusAku selalu ingin jadi ibu yg mengurus anak2 sendiri nantinya, mengikuti jejak mb Erna, terlebih, suami freelancer juga, usaha bersama juga. Semangat mbakk, aku padamu :*
BalasHapusSalut dengan semangat dan manajemen waktu Erna, anak kecil-kecil masih tetap banyak berkarya.
BalasHapuskeren mb erna 😍 saat ini aku masih jd ibu bekerja selama ini aku mengkotakkan fikiran jika jd IrT saja aku ga berkembang setelah ngebog masuk komunitas aku kenalan sma bligger produktif salah satunya mba erna yg menginspirasi aku bhw perempuan yg jd irt isa produktif dan berkarya mantap sekalih semoga kelak aku bisa menyusul aamiin
BalasHapuskeren kak
BalasHapussepatu boots wanita
Hebat ya mbk, wlau pnya anak 3 msih smpt nulis blog lagi
BalasHapusalhamdulillah terima kasih bunda sharingnya, artikel yang sangat bermanfaat
BalasHapusjual kasur bayi karakter
maksih sharingnya bunda
BalasHapusjual kasur bayi | memilih bahan dan model corak kasur bayi
Penting banget untuk membina keluarga yang bahagia jika diri sendiri sudah bahagia
BalasHapusAda benernya sih, yg ttg sosmed itu.
BalasHapusBbrp kali nemuin ada yg suka galau dituangkan ke status.
Semoga kita semua selalu jd ibu yg bahagia ya mbak aamiin
Semangat terus mba
BalasHapusMembahagiakan diri kendiri sebagai seorang ibu memang perlu
Agar suasana dirumah dengan keluarga juga hangat