Hari Raya Idul Fitri tahun 2015 ini sungguh menyajikan banyak cerita bagiku. Suka duka pesona ramadhan yang penuh perjuangan untuk seorang ibu ASI sepertiku. Mulai dari adikku yang nikahan dua kali resepsi yang cukup menyita waktu, tenaga dan biaya. Kemudian ramadhan dilewati dengan renov rumah yang melelahkan. Apalagi bulan puasa diiringi dengan kemarau panjang. Debu bergelimpangan di dalam rumah dengan paduan bongkahan atap rumah yang direnov. Alhamdulillahnya, aku tetap puasa sebulan penuh. Ya, walau tiga kali tidak sahur karena badan kelelahan jadinya bangun kesiangan. Sempat sedih juga bayiku panas, yang aku kira karena puasaku tidak sahur. Jadi mempengaruhi ASI-ku. Ternyata bukan itu, panasnya ada penyebab lain yaitu mau tumbuh gigi jadi gusinya bengkak dan menjadi demam.
Lebaran hari ini sama dengan lebaran-lebaran lalu, setelah shalat idul fitri anggota keluarga berdatangan dan saling meminta maaf. Sungkeman dengan orangtuaku. Saudara serta tetangga sudah pula bersua dan berjabat tangan. Tetapi dendam masih ada juga yang tersimpan. Terlihat dari sapa yang tidak terdengar. Hanya kehadiran saja yang jadi perwakilan. Biarlah itu menjadi urusannya, bagiku hatiku sudah kulapangkan, sudah ku kosongkan dengan niat baru. Masa lalu silahkan berlalu. Saatnya melangkah dan merangkak amal demi amal hingga setiap harinya berkah.
Berkah selanjutnya adalah menuju rumah mertua. Ini menjadi mudik kami yang pertama dengan dua bocah cilik. Ya, tahun ini ada personil baru di keluarga kecil kami. Dengan memilih transportasi umum tepatnya kereta api sebagai sarana kami menempuh perjalanan. Di stasiun cilebut antrian sudah mengular. Aku langsung ikut antrian, sambil menggendong bayiku. Tak lupa aku juga menggendong tas (hihihi, walau terlihat repot tapi ini sengaja. Karena gunanya tidak ada lelaki yang menempel dibelakangku, :P) salah satu trik ketika keadaan penuh sesak orang.
Stasiun Cilebut, stasiun keberangkatan.
Sampai juga akhirnya di stasiun tujuan yaitu Bekasi. Sempat singgah di stasiun manggarai. Idul Fitri tak menjadikan setiap stasiun yang saya lewati sepi penumpang. Bahkan tujuan jakarta Kota membludak penuh. Wah, semangat sekali ya masyarakat Indonesia. Aku pun dengan keluarga miniku bersemangat menempuh perjalanan selanjutnya.
|
Stasiun tujuan, penuh sesak juga :)
Sampai di rumah orangtua dari suamiku, aku langsung sungkeman sama kakek neneknya anak-anak. Sayang moment ini tidak sempat di foto, karena tamu yang datang ke rumah kakek nenek, semakin banyak. Cuaca yang panas karena kita sampai pada saat matahari bersinar terik alias teng jam 12 siang. Ku lirik anakku yang sulung, dia begitu asyik berkumpul dengan saudara jauh yang belum dikenalnya akrab. Tetapi bayiku menangis karena kegerahan. Memang anak keduaku yang lahir di musim penghujan, serta baru pertama kali datang ke Bekasi mungkin membuatnya belum mengenal suasana baru. Setelah ku timang-timang selama dua jam akhirnya tidur juga dalam pelukanku. Tiba-tiba datang abangnya yang berusia 3 tahun bersama kucing angora berbulu sangat lebat, dan kucing itu mendekati bayiku sehingga terbangun. Akhirnya dede bayi fay menangis ketakutan. Menjelang ashar membuat kami resah. Akhirnya ayahnya anak-anak memutuskan untuk pulang.
Walau lelah masih menempel dalam ragaku, terpaksa ikut pulang. Tas-tas besar yang sudah kususun jauh sebelum lebaran untuk edisi mudik dan menginap sekaligus pelesiran dan juga ada planning mau halbil sama teman-temanku jadinya gatot atau gagal total.
Lebaran selalu ada ritual yang tak terlupakan yaitu berkumpulnya sanak keluarga serta saling memaafkan. Bagaimanapun ritual yang terlewati akan menjadi kesan sendiri yang tak terlupakan. Beginilah ritual idul fitri dengan kerempongan yang terjadi. Semoga tahun depan masih bisa berkumpul dan bersilaturahmi.
Untuk semuanya, Taqobballallhu Minna wa Mingkum. Selamat Hari Raya Idul Fitri. ^_^.
|
bagaimanapun ritualnya, yang pasti lebaran selalu menyenangkan
BalasHapusiya mba :)
HapusDari dulu trendnya memang "Mudiko Ergo Sum", aku mudik, maka aku ada... nggak mudik berarti nggak eksis... hehe
BalasHapusheheheh ,makasi mas hendra kunjungannya
Hapus