Wanita adalah makhluk multitalen yang dapat memposisikan diri sebagai istri, ibu, politikus, aktivis, atau pengusaha Kesuksesan para wanita direkam dalam buku Inspiration for Woman Rahasia kesuksesan para pendekar wanita dunia.
Buku mengisahkan perjalanan wanita sukses dunia yang menginspirasi. Di antaranya, Aung San Suu Kyi, Benazir Bhutto, Bertha Von Suttner, Bette Nesmith Graham, Bunda Teresa, Cher Wang, dan Corazon Aquino. Aung San Suu Kyui seorang pejuang demokrasi Myanmar selalu menyuarakan tanpa kekerasan.
Demokrasi tanpa kekerasan adalah sistem yang harus diperjuangkan (halaman 12). Kemudian tahun 1991 Aung San Suu Kyi dianugerahi nobel perdamaian atas usahanya.
Benazir Bhutto melihat, posisi pria dan wanita sama. Keduanya sama-sama memiliki peran untuk menjaga keutuhan rumah tangga dan aktif di tengah masyarakat serta mengambil peran dalam jabatan pemerintahan. Pria dan wanita di hadapan Tuhan juga berkedudukan sama (halaman 17).
Di kalangan aktivis perdamaian, tak asing dengan nama BerthaVon Suttner. Bertha menjadi wanita pertama penerima Nobel Perdamaian (1905). Bertha mewarisi optimis dalam memandang hidup. Meski gagasannya melawan arus zaman, dia percaya bahwa perang harus diakhiri.
Dia juga memiliki tradisi membaca yang tekun. Ketika tinggal di Rusia, misalnya, Bertha rajin membaca literatur-literatur politik dan budaya Eropa, sehingga sampai pada kesimpulan, perang menghancurkan peradaban manusia (halaman 27-28).
Ada juga wanita cerdik yang mampu memanfaatkan kelemahan menjadi lumbung kreativitas sehingga mengantarkan dirinya menjadi orang yang sukses, ia adalah Bette Nesmit Graham. Wanita kelahiran kota Dallas, Texas, Amerika Serikat ini awalnya menjadi juru ketik di sebuah perusahaan. Ia sering salah ketik. Bette mulai berpikir dan mencari cara menutupi kesalahannya. Ia menemukan cara cairan liquid paper, yang kelak menjadi tip ex (halaman 30).
Di Indonesia, Dewi Sartika dikenal sebagai tokoh pendidikan nasional di saat tabu bagi wanita. Perempuan menjadi golongan nomor dua untuk pendidikan. Dewi sartika berjuang mengembalikan hak-hak tersebut. Pada tahun 1904 Dewi Sartika mendirikan sekolah untuk wanita “Sakola Istri.”
Wanita yang menginspirasi berikutnya Ratu Elisabeth I yang memerintah selama 45 tahun (1558-1603). Dia ratu terkemuka yang telah membawa banyak perubahan dalam bidang ekonomi, militer, dan kesusastraan Inggris. Di bawah kepemimpinannya, Inggris menjadi negara yang cukup disegani dunia. Wanita yang selama hidupnya tidak menikah ini dijuluki Virgin Queen, penguasa monarki keenam.
Salah satu keberaniannya, menolak perang meskipun terkadang sangat dibutuhkan. Elisabeth lebih mengedepankan diplomasi daripada konfrontasi (halaman 154).
Buku bisa menginspirasi para wanita untuk berjuang menjadi inspirator untuk mengubah diri, keluarga, masyarakat, dan dunia. Semoga banyak wanita Indonesia mau belajar dari mereka.
Diresensi Ernawati Lilys
Link terbit di Koran Jakarta
Alamat email media : opinikoranjakarta@yahoo.co.id
Syarat : Diketik rapi, tidak banyak salah ketik, jumlah tulisan : 4000 karakter. Mencamtumkan alamat, data diri dan pendidikan terakhir, nomor rekening dan nomor hp.
Salam Inspirasi
Buku mengisahkan perjalanan wanita sukses dunia yang menginspirasi. Di antaranya, Aung San Suu Kyi, Benazir Bhutto, Bertha Von Suttner, Bette Nesmith Graham, Bunda Teresa, Cher Wang, dan Corazon Aquino. Aung San Suu Kyui seorang pejuang demokrasi Myanmar selalu menyuarakan tanpa kekerasan.
Demokrasi tanpa kekerasan adalah sistem yang harus diperjuangkan (halaman 12). Kemudian tahun 1991 Aung San Suu Kyi dianugerahi nobel perdamaian atas usahanya.
Benazir Bhutto melihat, posisi pria dan wanita sama. Keduanya sama-sama memiliki peran untuk menjaga keutuhan rumah tangga dan aktif di tengah masyarakat serta mengambil peran dalam jabatan pemerintahan. Pria dan wanita di hadapan Tuhan juga berkedudukan sama (halaman 17).
Di kalangan aktivis perdamaian, tak asing dengan nama BerthaVon Suttner. Bertha menjadi wanita pertama penerima Nobel Perdamaian (1905). Bertha mewarisi optimis dalam memandang hidup. Meski gagasannya melawan arus zaman, dia percaya bahwa perang harus diakhiri.
Dia juga memiliki tradisi membaca yang tekun. Ketika tinggal di Rusia, misalnya, Bertha rajin membaca literatur-literatur politik dan budaya Eropa, sehingga sampai pada kesimpulan, perang menghancurkan peradaban manusia (halaman 27-28).
Ada juga wanita cerdik yang mampu memanfaatkan kelemahan menjadi lumbung kreativitas sehingga mengantarkan dirinya menjadi orang yang sukses, ia adalah Bette Nesmit Graham. Wanita kelahiran kota Dallas, Texas, Amerika Serikat ini awalnya menjadi juru ketik di sebuah perusahaan. Ia sering salah ketik. Bette mulai berpikir dan mencari cara menutupi kesalahannya. Ia menemukan cara cairan liquid paper, yang kelak menjadi tip ex (halaman 30).
Di Indonesia, Dewi Sartika dikenal sebagai tokoh pendidikan nasional di saat tabu bagi wanita. Perempuan menjadi golongan nomor dua untuk pendidikan. Dewi sartika berjuang mengembalikan hak-hak tersebut. Pada tahun 1904 Dewi Sartika mendirikan sekolah untuk wanita “Sakola Istri.”
Wanita yang menginspirasi berikutnya Ratu Elisabeth I yang memerintah selama 45 tahun (1558-1603). Dia ratu terkemuka yang telah membawa banyak perubahan dalam bidang ekonomi, militer, dan kesusastraan Inggris. Di bawah kepemimpinannya, Inggris menjadi negara yang cukup disegani dunia. Wanita yang selama hidupnya tidak menikah ini dijuluki Virgin Queen, penguasa monarki keenam.
Salah satu keberaniannya, menolak perang meskipun terkadang sangat dibutuhkan. Elisabeth lebih mengedepankan diplomasi daripada konfrontasi (halaman 154).
Buku bisa menginspirasi para wanita untuk berjuang menjadi inspirator untuk mengubah diri, keluarga, masyarakat, dan dunia. Semoga banyak wanita Indonesia mau belajar dari mereka.
Resensi Buku
Judul : Inspiration for Woman
Penulis : Robert Junaidi
Penerbit : Diva Press
Terbit : 2015
ISBN : 978-602-7695-83-2
Diresensi Ernawati Lilys
Link terbit di Koran Jakarta
Alamat email media : opinikoranjakarta@yahoo.co.id
Syarat : Diketik rapi, tidak banyak salah ketik, jumlah tulisan : 4000 karakter. Mencamtumkan alamat, data diri dan pendidikan terakhir, nomor rekening dan nomor hp.
Salam Inspirasi
Kereen Kak Erna, dah lama Nurul gak ngirim ke korjak, ni brp lama kk nunggu hingga diterbitkan korjak?
BalasHapusmakasi kak Nufazee, nunggu cuma tiga hari dari pengiriman resensi.
Hapussangat menginspirasi sekali ya
BalasHapusTerima kasih mak ratna sari
HapusBuku yang bagus. Harus baca nih...
BalasHapusIzin ikut folow-folowan blog, ya. Dan blognya sudah kufollow :)
wah, bukunya bagus nih. selamat ya sudah dimuat di Korjak.
BalasHapusMakasih infonya mba Erna....
BalasHapus