Aku tersenyum mendengar pertanyaan dari Rachel kepada Wardah, aku yang sedari tadi sedang mengajari menulis cerita pendek untuk keponakan-keponakanku yang sedang liburan sekolah kali ini. Anak-anak paling
suka yang namanya liburan, apalagi liburannya diajak jalan-jalan, mereka sangat
senang sekali.
Tetapi bulan puasa seperti ini banyak ibu-ibu terutama keluargaku, seperti kakak-kakakku memilih liburan untuk mengisi kegiatan di rumah saja. Hal ini dilakukan untuk menjaga si anak-anak agar kuat menjalankan ibadah puasa. Namun yang namanya anak-anak kegiatan di rumah seperti nonton televisi, main game, mainan gadget, boneka atau main yang itu-itu saja bisa jenuh. Perlu interaksi dan tantangan baru yang membuat anak-anak tak terasa bisa menghabiskan waktu liburan dengan menyenangkan. Tentu jam belajar anak tetap ada sesuai jadwal biasanya.
Tetapi bulan puasa seperti ini banyak ibu-ibu terutama keluargaku, seperti kakak-kakakku memilih liburan untuk mengisi kegiatan di rumah saja. Hal ini dilakukan untuk menjaga si anak-anak agar kuat menjalankan ibadah puasa. Namun yang namanya anak-anak kegiatan di rumah seperti nonton televisi, main game, mainan gadget, boneka atau main yang itu-itu saja bisa jenuh. Perlu interaksi dan tantangan baru yang membuat anak-anak tak terasa bisa menghabiskan waktu liburan dengan menyenangkan. Tentu jam belajar anak tetap ada sesuai jadwal biasanya.
Bermain menjadi hal untuk menghabiskan waktu bersama teman disaat
liburan. Untuk menjawab
pertanyaan Rachel yang sebentar lagi tanggal 14 Juli 2014 masuk sekolah dan
memakai seragam baru, kelas baru, teman baru dan pengalaman baru. Setelah
kelulusannya dari PAUD Harapan Bunda, Rachel akan memasuki kelas 1 Sekolah Dasar.
Keponakan aku juga bukan hanya Rachel ada juga Wardah yang akan jadi teman
sebangkunya, ada Aura kelas 4 SD, Ayu dan Isti kelas 5 SD, Zelina, Farhan yang
seusia dengan anakku Fatih yaitu 2 tahun. Setiap hari di rumahku, kakakku,
atau dimanapun anak-anak kecil ini akan berkumpul dan bermain, aku pun sambil
mengasuh anakku mengajak semua bermain bersama. Suasana riuh menyenangkan
bersama canda tawa anak-anak menjadi hal yang sangat luarbiasa.
Aku mengenalkan
permainan tradisional yang saat ini sudah tak dikenal anak-anak masa kini, keponakan-keponakanku sangat antusias ingin tahu lebih banyak. Ketika
ku perkenalkan permainan tradisional seperti : Congklak, Ciciputri, Beklen
(permainan tradisional khas sunda). Ini pun aku kasih contoh permainan
tradisional yang biasa dimainkan di rumah. Jika di lapangan, ada jenis permainan
tradisional yang tidak kalah serunya seperti : Galah Asin, Gatrik, Ucing Boy,
dan masih banyak yang lainnya. Tentu permainan ini sekarang sudah tidak dimainkan
oleh anak-anak saat ini, permainan ini menjadi langka atau bisa saja akan menjadi sejarah.
Adapun anak-anak
sudah tidak mengenal permainan tradisional ini memang banyak factor, misalnya susahnya
lapangan bermain untuk anak-anak, apalagi kawasan padat penduduk, yang setiap
jalan hanya cukup untuk satu motor saja. Kemudian jam bermain anak tak sebebas
dahulu, sekarang orangtua lebih banyak mendaftarkan anak-anaknya (setelah
pulang sekolah) untuk lanjut ke tempat kursus-kursus keterampilan, mengasah
bakat atau les pelajaran. Faktor lain yaitu keamanan dan
kenyamanan dimana banyak kasus pelecehan anak setiap harinya, penculikan dan
juga orang-orang yang dengan sengaja ingin merusak anak-anak dengan mengenalkan
obat-obatan terlarang, atau yang ingin merusak pikiran dan akhlak.
Anak-anak sedang bermain
Indonesia yang
punya seribu keindahan pemandangan, sejuta kenikmatan kuliner, dan aneka macam permainan tradisional yang menyenangkan. Sungguh butuh gerakan pemerintah,
masyarakat dan para orangtua untuk memperhatikan dunia anak-anak. Sehingga
anak-anak bisa bermain, berbaur dengan teman-temannya dengan jaminan
keselamatan yang baik. Dengan adanya tempat bermain untuk anak-anak, permainan
tradisional akan tetap lestari, anak-anak akan menjadi makhluk social, tidak
terpaku game online atau gadget canggih yang menciptakan produck individual.
Dunia boleh saja
maju dengan teknologi yang semakin canggih, yang membuat jarak tak ada lagi
batas. Manusia bisa update setiap waktu di FB, Twitter, Instagram, blog, dan
lain-lain tentang semua perubahan dan perkembangannya. Dari segala kesibukan
pekerjaan, cita-cita, urusan rumahtangga, anak-anak adalah investasi yang paling
berharga. Jangan sampai kita tidak peduli dengan perkembangan anak-anak kita. Bagiku
dekat dengan anak-anak tak sekedar mengawasi mereka bermain, membantu mengerjakan PR mereka, namun menyisipkan
nilai sejarah budaya bangsa, menanamkan kecintaan pada Indonesia, salah satunya
adalah dengan mengenalkan permainan tradisional. Cintai Indonesia dengan melestarikan budaya bangsa. Aku, anak-anak, dan semua bangga menjadi orang Indonesia.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
BalasHapusDicatat sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya